Teknologi Pendidikan
Membina
Efektivitas Pembelajaran
Karakteristik
Pembelajaran yang Efektif
Pendahuluan
Pembelajaran
yang efektif adalah yang menghasilkan belajar yang bermanfaat dan bertujuan
bagi para mahasiswa, melalui pemakaian prosedur yang tepat. Menurut Wotruba dan
Wright (1975) berdasarkan pengkajian dan hasil penelitian, mengidentifikasi
tujuh indikator yang dapat menunjukkan pembelajaran yang efektif. Indikator itu
adalah:
1.
Pengorganisasian
kuliah dengan baik.
2.
Komunikasi
secara efektif.
3.
Penguasaan
dan antusiasme dalam mata kuliah.
4.
Sikap
positif terhadap mahasiswa.
5.
Pemberian
ujian dan nilai yang adil.
6.
Keluwesan
dalam pendekatan pengajaran
7.
Hasil
belajar mahasiswa yang baik.
1.
Pengorganisasian Kuliah dengan Baik
Pengorganisasian
kuliah dengan baik tercermin dalam perumusan tujuan, pemilihan bahan/topik
kuliah, kegiatan kelas, penugasan, dan penilaian. Kesiapan dosen untuk mengajar
dan penggunaan waktu kuliah dengan baik, juga merupakan indikator
pengorgansasian yang baik. Oleh karena itu yang dapat menilai apakah kuliah
telah diorganisasikan dengan baik, adalah para sejawat dalam bidang studi yang
bersangkutan, ketua jurusan, program studi, dan mahasiswa. Mahasiswa sering
kali mempunyai posisi yang terbaik dalam melakukan penilaian, karena mereka
dapat membandingkan secara langsung dosen yang satu dengan yang lainnya.
2.
Komunikasi secara Efektif
Kebanyakan
pembelajaran di perguruan tinggi
diberikan dalam bentuk kuliah. Oleh sebab itu, kecakapan dalam penyajian materi
termasuk pemakaian media dan alat bantu atau teknik lain untuk menarik
perhatian siswa, merupakan salah satu karakteristik pembelajaran yang baik.
Komunikasi yang efektif dalam pembelajaran mencakup penyajian yang jelas, kelancaran
berbicara, interpretasi gagasan abstrak dengan contoh-contoh, kemampuan wicara yang
baik (nada, intoasi, ekspresi), dan kemampuan untuk mendengar.
Kemampuan
berkomunikasi tidak hanya diwujudkan melalui penjelasan secara verbal, tetapi
dapat juga berupa makalah yang ditulis, rencana pembelajaran yang jelas dan
mudah dimengerti. Kemampuan seorang pengajar dalam berkomunikasi selain di
depan kelas, juga sangat bermanfaat dalam seminar, diskusi kelompok, bahkan
dalam percakapan perorangan.
3.
Penguasaaan dan Antusiasme dalam Mata Kuliah
Seorang
dosen dituntut untuk menguasai materi pelajaran dengan benar, jika telah
menguasainya maka materi dapat diorganisasikan secara sistematis dan logis.
Seorang dosen harus mampu menghubungkan materi yang diajarkannya dengan
pengetahuan yang telah dimiliki para mahasiswanya, mampu mengaitkan materi
dengan perkembangan yang sedang terjadi sehingga proses belajar mengajar
menjadi hidup. Hal yang tak kalah pentingnya adalah bahwa seorang dosen harus
dapat mengambil manfaat dari hasil penelitian yang relevan untuk dikembangkan
sebagai bagian dari materi pelajaran.
4.
Sikap Positif Terhadap Mahasiswa
Sikap
positif terhadap mahasiswa dapat dicerminkan dalam berbagai cara. Beberapa
dosen berpendapat bahwa bersikap positif terhadap mahasiswa, sama saja memanjakan
mahasiswa. Dosen yang seperti ini berpendapat bahwa mahasiswa haru sberusaha
memecahka masalah yang dihadapai dengan kemampuannya sendiri. Karena hal ini
sesuai dengan prinsip belajar mandiri. Bantuan yang diberikan dosen terhadap
mahasiswanya, diberikan apabila mahasiswanya sudah tidak bisa memecahkan
masalahnya lagi. Namun, bantuan ini tidak bersifat memecahkan masalah, hanya
memberikan saran jalan keluar, dengan memberikan dorongan dengan menggunakan
motivasi.
5.
Adil dalam Ujian dan Penilaian
Sejak
dari awal perkuliahan, mahasiswa dapat diberitahu berbagai macam penilaian yang
akan dilakukan, seperti tes formatif, makalah, proyek, tes akhir, dan
pertanyaan lainnya yang mempunyai kontribusi terhadap nilai akhir. Keadilan
dalam pemberian nilai tercermin dari daya:
1.
Kesesuaian
soal tes dengan materi yang diajarkan merupakan salah satu tolak ukur keadilan.
2.
Sikap
konsisiten terhadap pencapaian tujuan pelajaran.
3.
Usaha
yang dilakukan mahasiswa untuk mencapai tujuan.
4.
Kejujuran
siswa dalam memperoleh nilai.
5.
Pemberian
umpan balik terhadap hasil pekerjaan mahasiswa.
6.
Keluwesan dalam Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan
pembelajaran yang bervariasi merupakan salah satu petunjuk adanya semangat
dalam belajar. Kegiatan pembelajaran seharusnya ditentukan berdasarkan karakteristik
mahasiswa, karakteristik mata pelajaran, dan hambatan yang dihadapi, karena
karakterstik yang berbeda dan kendala yang berbeda, maka harus dengan
pendekatan yang berbeda pula.
7.
Hasil Belajar Mahasiswa yang Sesuai
Banyaknya
pelajaran yang dipelajari mahasiswa di dalam suatu kuliah adalah hasil dari
berbagai faktor, yang tidak kesemuanya berhubungan dengan dosen. Hasil belajar
dapat dibedakan menjadi tiga ranah/kawasan., yaitu kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Proses untuk menentukan jenis dan jenjang tujuan, merupakan tugas
yang tidak mudah. Pedoman yang perlu dipegang adalah bahwa hasil belajar
mahasiswa itu harus sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Analisis
Efektivitas
program pembelajaran dapat diketahui dari beberapa karakteristik. Cara mengetahui
suatu keefektifan dalam pembelajaran ialah dengan cara memberikan evaluasi.
Evaluasi dapat dijadikan sebagai tolak ukur untuk mengetahui seberapa besar
materi dalam pembelajaran yang dapat diterima.
Suatu
proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil baik, jika kegiatan belajar
mengajar tersebut dapat membangkitkan proses belajar. Penentuan atau pengukuran
dari pembelajaran yang efektif terletak pada hasilnya. Maka dari itu
suatu pembelajaran dapat dikatakan efektif apabila peserta didiknya mampu
memenuhi batas minimal kompetensi yang telah dirumuskan oleh pendidiknya. Serta
dapat mengimplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Pengorganisasan
kuliah merupakan wewenang dosen. Kesiapan dosen dalam mengajar dan pemberian
materi yang baik, juga merupakan indikator pengorganisasian yang baik.serta
kesiapan individu atau peserta didik
ditentukan oleh penguasaan pengetahuan yang telah dipelajari sebelumnya,
keterampilan membaca dan mendengar, tingkat pendidikan yang te;ah dicapai, dan
tingkat kesulitan materi. Dalam pengorganisasian juga ada beberapa faktor
penunjang yaitu dalam proses penyajian materi, bisa menggunakan media, sikap,
gerak-gerik mengajar, dan cepat atau lambatnya penyajian materi.
Ada
tiga tahapan dalam pengorganisasian kuliah dengan baik:
1.
Pendahuluan:
kegiatan membuka pembelajaran
2.
Pelaksanaan/inti:
kegiatan penyajian materi
3.
Penutup:
kegiatan perangkuman, evaluasi, dan tindak lanjut
Pada
kenyataannya, semua proses belajar tidak selalu berjalan dengan lancar. Ada
mahasiswa yang mengalami hambatan dalam proses penerimaan, dan ada pula
mahasiswa yang mengalami kesulitan dalam proses penyimpanan. Dalam kegiatan
sehari-hari, seringkali kita jumpai hal yang telah kita pelajari tidak dapat
kembali kita reproduksi. Peristiwa ini sering kita sebut dengan lupa. Selain
lupa, kejenuhan/bosan dalam belajar juga cukup mempengaruhi efektivitas dalam
pembelajaran, biasaya hal ini terjadi karena disebabkan oleh keletihan, baik
secara panca indera, fisik, maupun mental. Melalui pengorganisasian belajar,
diharapkan agar mahasiswa mampu untuk mengatur dirinya sendiri dalam belajar
dan tidak bergantung dengan sumber yang ada di luar dirinya.
Komunikasi
yang efektif tidak hanya melalui penjelasan secara verbal, tetapi juga non
verbal, seperti komunikasi dalam bentuk tersurat atau tulisan. Komunikasi yang
efektif adalah suatu komunikasi dengan cara penyampaian yang jelas dan mudah
dimengerti oleh lawan bicaranya. Dalam kenyataannya, tidak semua pesan
disampaikan dapat diterima dengan baik oleh penerima, hal ini disebabkan oleh
gangguan dalam komunikasi. Gangguan terjadi karena pesan-pesan yang disampaikan
tidak begitu jelas, mungkin hal tersebut terjadi karena faktor panca indera
yang tidak dapat berfungsi dengan baik, faktor emosional atau faktor sosial
(adanya prasangka). Hal inilah yang menyebabkan komunikasi tidak berjalan
dengan baik. Suasana saling menerima dan saling percaya akan meningkatkan
efektivitas komunikasi dalam pembelajaran.
Penguasaan
antusiasme dalam mata kuliah dapat mengetahui sejauh mana dosen dapat menguasai
materi dengan baik, dapat dilihat dari pemilihan buku-buku wajib bacaan atau
referensi, penentuan topik bahasan, pembuatan ikhtisar, pembuatan bahan sajian,
dan cara dosen menjawab pertanyaan dari mahasiswanya. Penguasaan akan materi
pelajaran saja tidak cukup, penguasaan itu harus pula diiringi dengan kemauan
dan semangat untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada mahasiswanya.
Antusiasme dosen dalam memberikan kuliah atau pembelajaran dapat diketahui
dengan baik oleh para mahasiswa, meskipun sering kali ukuran mengenai hal ini
sifatnya kabur dan berubah-ubah sesuai dengan suasana hati para mahasiswa
sendiri.
Sikap
positif dapat ditunjukkan dengan cara memberikan perhatian pada orang per orang
atau kelompok-kelompok yang mengalami kesulitan. Bantuan ini diberikan apabila
seorang mahasiswa sudah berusaha sendiri, tetapi kemudian kurang berhasil.
Bantuan ini bukan berarti memecahkan masalah yang dihadapi mahasiswa, melainkan
memberikan saran tentang jalan keluarnya, memberikan dorongan, dan
membangkitkan motivasi.
Keadilan
dalam pemberian nilai tercermin dari daya, seperti kesesuaian soal tes dengan materi yang diajarkan, sikap konsisten dalam
pencapaian tujuan pelajaran, usaha mahasiswa untuk mencapai tujuan, kejujuran mahasiswa
dalam memperoleh nilai, pemberian umpan balik terhadap hasil pekerjaan
mahasiswa. Sesuai tidaknya ujian dan penilaian dengan tujuan serta materi
pelajaran dapat diketahui dari teman atau pimpinannya. Terkadang penilaian
diberikan berasarkan unsur senang atau tidak senangnya seorang dosen kepada
mahasiswanya. Untuk menghindari hal tersebut, dapat meminta bantuan mahasiswa
untuk memberikan pendapatnya tentang tingkat keadilan dosen dalam memberikan
penilaian.
Pendekatan
dalam pembelajaran tergantung pada karakteristik peserta didik. Sebagai seorang pendidik haruslah
fleksibel kepada seluruh peserta didiknya. Pendekatan yang luwes atau fleksibel dalam pembelajaran mungkin hanya dapat diketahui oleh dosen yang
bersangkutan dan mahasiswa yang mengikuti kuliahnya, pendekatan yang luwes atau fleksibel dapat tercermin dengan adanya kesempatan waktu yang berbeda
diberikan kepada mahasiswa yang memang mempunyai kemampuan yang berbeda. Contohnya seperti, mahasiswa yang mempunyai kemampuan rendah diberikan kesempatan
untuk memperoleh tambahan waktu untuk mendalami pelajaran yang belum ia pahami.
Dengan demikian, mahasiswa memperoleh pelayanan yang sesuai dengan kemampuan
mereka.
Kewajiban
seorang pendidik adalah memberikan penilaian dan informasi dalam penguasaan
serta keterampilan yang telah dicapai peserta didiknya. Penilaian ini diberikan
dengan menggunakan evaluasi, karena evaluasi adalah satu-satunya cara untuk
menentukan ketepatan pembelajaran dan keberhasilan. Dengan demikian dapat
dikatakan indikator pembelajaran efektif dapat diketahui dari hasil belajar
mahasiswa yang baik. Keberhasilan belajar mahasiswa dapat dilihat dari
penguasaan materi pelajaran yang diberikan. Kunci pokok untuk memperoleh ukuran
dan data hasil belajar adalah dengan menetapkan indikator (petunjuk adanya
prestasi tertentu) dikaitkan dengan prestasi yang akan diukur.
Prinsip-Prinsip
Belajar pada Pembelajaran Efektif
1.
Perhatian:
mahasiswa dituntut untuk memberikan perhatian terhadap proses pembelajaran,
untuk mencapai tujuan belajar. Peranan perhatian sangat penting, karena tanpa
adanya perhatian maka tidak mungkin terjadi proses pembelajaran. Perhatian akan
timbul, apabila materi yang dsajikan sesuai dengan kebutuhan.
2.
Motivasi:
suatu kekuatan dan kesiap sediaan dalam diri individu untuk bergerak ke arah
tujuan tertentu. Dengan motivasi dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar.
3.
Keaktifan:
pada dasarnya keaktifan seorang mahasiswa itu tergantung pada pemahaman materi
yang telah disampaikan oleh dosennya.
4.
Keterlibatan
langsung atau pengalaman: dalam belajar mahasiswa tidak hanya mengamati,
mendengar, serta melihat, tetapi harus menghayati, terlibat langsung dan
bertanggung jawab terhadap proses dan hasil pembelajaran, agar proses
pembelajaran bisa berjalan dengan efektif.
5.
Pengulangan:
pengulangan termasuk dalam pelatihan, dimana pengulangan ini adalah prinsip
belajar. Dengan diadakan pengulangan maka proses pembelajaran terasa lebih
efektif, karena materi pembelajaran itu sendiri dapat dipahami oleh
mahasiswanya tersebut.
6.
Tantangan:
dengan adanya tantangan dapat menimbulkan motivasi mahasiswa untuk dapat mengatasi
masalah dan hambatan yang menghalangi proses pembelajaran.
7.
Penguatan
dalam belajar: penguatan ini adalah suatu dorongan yang dapat memperkuat dalam
kegiata proses belajar mengajar.
8.
Perbedaan
individual (karakteristik): seorang dosen harus memiliki metode serta strategi
yang bervariasi untuk menghadapi karakteristik mahasiswa yang berbeda-beda,
untuk membantu serta melayani perbedaan mahasiswa dalam belajar.