Minggu, 01 April 2012

JAWABAN UTS TEKNOLOGI PENDIDIKAN


1.      Teknologi pendidikan secara umum dapat diartikan sebagai alat yang dapat dipergunakan untuk membantu orang belajar sehingga mereka dapat belajar lebih mudah, lebih cepat, lebih pasti dan/atau lebih murah. Konsepsi teknologi pendidikan, termasuk didalamnya teknologi pembelajaran, telah berkembang dan akan terus berkembang sejalan dengan perkembangan disiplin teknologi pendidikan. Salah satu Bentuk perubahan Teknologi Pendidikan adalah bergesernya konsepsi pembelajaran yang dikendalikan oleh guru kearah konsepsi pembelajaran yang dikendalikan oleh siswa, sehingga guru berubah fungsinya dari pengajar menjadi fasilitator. Sebagai akibatnya, definisi teknologi pendidikan juga berkembang sejalan dengan arah perkembangan tersebut. 
Ø  Pada tahun 1963, AECT mendefinisikan “teknologi pendidikan sebagai desain dan penggunaan pesan-pesan yang mengontrol proses belajar (Ely, 1963). Perubahan lain yang terjadi adalah perubahan dalam tujuan pembelajaran. Konsep teknologi pembelajaran yang terbaru menekankan pencapaian tujuan pendidikan yang dalam (deep learning) ketimbang tujuan pendidikan yang dangkal (shallow learning) dengan cara menyediakan lingkungan belajar yang otentik serta memiliki peluang penyerapan yang lebih besar.
Ø  Pada tahun 2004 AECT menganggap perlu untuk mendefinisikan kembali konsep teknologi pendidikan. Definisi tersebut berbunyi: “Teknologi pendidikan adalah studi dan praktek yang dilandasi etika dalam memfasilitasi belajar dan memperbaiki unjuk kerja dengan cara menciptakan, menggunakan, dan mengelola proses dan sumber-sumber teknologi yang sesuai”. Ada 13 konsep pokok yang tercakup dalam definisi ini, yaitu: (1) studi, (2) praktek berlandaskan etika, (3) memfasilitasi, (4) belajar, (5) memperbaiki, (6) unjuk kerja, (7) menciptakan, (8) menggunakan, (9) mengelola, (10) sesuai (appropriate), (11) teknologi, (12) proses, dan (13) sumber. [1]
  1. Sir Eric Ashby menguraikan tentang terjadinya empat revolusi dalam dunia pendidikan. Revolusi-revolusi ini terjadi karena adanya masalah yang tak teratasi dengan cara yang ada sebelumnya, yaitu masalah “belajar”. Revolusi pertama, terjadi karena orang tua atau keluarga tidak mampu lagi membelajarkan anak-anaknya sendiri sehingga menyerahkan tanggung jawab itu kepada orang lain yang secara khusus diberi tanggung jawab untuk mendidik. Revolusi kedua, karena guru ingin memberikan pelajaran kepada lebih banyak anak didik dengan cara yang lebih cepat sehingga kegiatan pendidikan dilembagakan dengan berbagai ketentuan yang dibakukan. Revolusi ketiga, ditemukannya mesin cetak yang memungkinkan tersebarnya informasi iconic dan numeric dalam bentuk buku dan media cetak lain, sehingga guru dapat membelajarkan lebih banyak lagi dan lebih cepat lagi. Buku hingga saat ini masih dianggap sebagai media utama di samping guru untuk kegiatan pendidikan. Revolusi keempat, berlangsung dengan perkembangan yang pesat di bidang elektronik. Dalam revolusi ini, mulai disadari bahwa tidaklah mungkin bagi guru untuk memberikan semua ajaran yang diperlukan, karena yang lebih penting adalah mengajar anak didik tentang bagaimana belajar. Belajar tersebut dapat menggunakan berbagai sumber sebagai “akibat” dari perkembangan media elektronik, seperti radio, televisi, tape, dan lain-lain, yang mampu menembus batas geografis, sosial, dan politis secara lebih intens lagi daripada media cetak.[2]
3.      a. Sumber Belajar : segala tempat atau lingkungan sekitar, benda, dan orang yang mengandung informasi yang dapat digunakan sebagai proses perubahan tingkah laku.[3] b. Media Belajar : suatu media yang mengandung dan membawa pesan atau informasi kepada penerima untuk memenuhi kebutuhan belajar dan kemampuan siswa, sehingga siswa dapat aktif berpartisipasi dalam proses belajar mengajar.[4] 
c. Alat Peraga : alat-alat bantu pendidikan yang digunakan oleh pendidik dalam    menyampaikan bahan pendidikan / pengajaran.[5]
4.      By design dalam perencanaan media belajar adalah pedoman langkah-langkah perencanaan untuk memilih dan memanfaatkan media yang dirancang secara khusus untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran.[6] Untuk itu pembelajaran  yang  telah  didesain dengan baik dimulai dengan membangkitkan minat siswa, yang kemudian disusul dengan menyajikan materi baru, melibatkan umpan  balik  siswa  (feedback), mengukur pemahaman mereka (assesing) dan diteruskan ke aktivitas berikutnya.[7]


[2] http://www.KOSMAX.2010.com (16:38, 30/03/2012)
[3] Abdul Majid. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2011, cet. 7 hlm. 170
[4] Azhar  Arsyad. Media Pembelajaran. Jakarta: PT RajaGrafindo. 2011, cet. 14 hlm. 81
[6] Yudhi Munadi. Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada Press. 2010, cet. 3 hlm. 192